Canon EOS M6 Mark II: Kamera yang Hampir Sempurna, Tapi…

rislul By rislul
10 Min Read
Canon EOS M6 Mark II: Kamera yang Hampir Sempurna, Tapi… (Ilustrasi)
Canon EOS M6 Mark II: Kamera yang Hampir Sempurna, Tapi… (Ilustrasi)

Saya selalu suka dengan kamera mirrorless Canon, terutama seri EOS M yang menawarkan ukuran dan bobot yang ringkas tanpa mengorbankan fitur dan spesifikasi.

Namun, saya harus mengakui bahwa saya tidak terlalu terkesan dengan EOS M6 generasi pertama, yang terasa kurang menarik dibandingkan dengan pesaingnya.

Tidak ada video 4K, tidak ada viewfinder bawaan, dan resolusi sensornya masih sama dengan kamera EOS M lainnya, yaitu 24,2 megapiksel.

Nah, ketika Canon mengumumkan EOS M6 Mark II, saya langsung penasaran dengan kamera ini. Apakah ini hanya sekedar upgrade minor, atau ada perubahan signifikan yang membuatnya layak dipertimbangkan? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya mencoba menguji EOS M6 Mark II selama beberapa minggu, dan berikut adalah hasil review saya.

Desain dan Ergonomi

Secara fisik, EOS M6 Mark II tidak berbeda jauh dengan pendahulunya. Bentuknya masih kompak dan ringan, dengan dimensi 119,6 x 70 x 49,2 mm dan berat 408 gram (termasuk baterai dan kartu memori).

Bodi kamera terbuat dari magnesium alloy yang kokoh dan tahan lama, dengan pegangan yang cukup nyaman di tangan.

Tombol-tombolnya juga mudah dijangkau dan responsif, serta ada beberapa yang bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Salah satu perbedaan yang saya suka dari EOS M6 Mark II adalah adanya tombol AF-ON di belakang kamera, yang memungkinkan saya untuk mengaktifkan autofocus secara terpisah dari rana.

Ini sangat berguna untuk teknik back-button focus, yang saya gunakan untuk mengunci fokus pada subjek yang bergerak.

Selain itu, ada juga tombol MFN (Multi Function) di atas kamera, yang bisa digunakan untuk mengakses beberapa fungsi penting, seperti ISO, white balance, drive mode, dan lainnya.

Layar sentuh kamera ini bisa diputar ke atas 180 derajat atau ke bawah 45 derajat, yang sangat membantu untuk mengambil foto dari sudut yang sulit atau untuk selfie dan vlogging.

Sayangnya, layarnya tidak bisa diputar ke samping, sehingga terhalang jika menggunakan mikrofon eksternal yang terpasang di hot shoe.

Untungnya, Canon menyediakan viewfinder elektronik opsional (EVF-DC2) yang bisa dipasang di hot shoe, sehingga saya bisa melihat gambar dengan lebih jelas di bawah sinar matahari. Viewfinder ini juga bisa diputar ke atas 90 derajat, yang cocok untuk foto potret.

Sensor dan Prosesor

Inilah yang membuat saya paling terkesan dengan EOS M6 Mark II: sensornya yang memiliki resolusi 32,5 megapiksel, tertinggi di antara kamera APS-C saat ini.

Sensor ini juga digunakan oleh kamera DSLR Canon EOS 90D, yang diumumkan bersamaan dengan EOS M6 Mark II.

Dengan resolusi sebesar ini, saya bisa mendapatkan detail yang sangat tajam dan jernih, bahkan ketika saya memperbesar atau memotong gambar.

Sensor ini juga mampu menghasilkan warna yang akurat dan dinamis, serta memiliki rentang dinamis yang luas.

Untuk mengolah data dari sensor ini, EOS M6 Mark II menggunakan prosesor gambar DIGIC 8, yang sama dengan EOS M50 dan EOS R.

Prosesor ini tidak hanya meningkatkan kinerja kamera, tetapi juga menambah beberapa fitur baru, seperti video 4K tanpa crop, mode Raw Burst, dan filter Creative Assist.

Prosesor ini juga mendukung konektivitas nirkabel melalui Wi-Fi dan Bluetooth, yang memudahkan saya untuk mentransfer foto ke smartphone atau mengendalikan kamera dari jarak jauh.

Autofokus dan Kecepatan

EOS M6 Mark II dilengkapi dengan sistem autofokus Dual Pixel CMOS AF, yang sudah terbukti akurat dan cepat di kamera Canon lainnya.

Sistem ini menggunakan 88% area gambar (vertikal) dan 100% (horisontal) untuk mendeteksi kontras dan fasa, sehingga bisa mengunci fokus pada subjek dengan presisi.

Sistem ini juga memiliki 143 titik fokus yang bisa dipilih, atau 5481 titik jika menggunakan mode AF Spot atau AF Zone.

Salah satu fitur autofokus yang saya suka dari EOS M6 Mark II adalah eye detection, yang bisa mengenali dan mengikuti mata manusia atau hewan.

Fitur ini sangat berguna untuk foto potret, karena bisa memastikan mata subjek selalu fokus, bahkan ketika mereka bergerak atau berubah posisi.

Fitur ini bisa digunakan baik untuk foto maupun video, dan bisa diaktifkan dengan mudah melalui menu kamera atau tombol MFN.

Kecepatan kamera ini juga mengagumkan, berkat prosesor DIGIC 8 dan buffer yang besar. EOS M6 Mark II bisa mengambil foto beruntun dengan kecepatan 14 fps (frame per detik) dengan autofocus kontinu, atau 30 fps dengan mode Raw Burst.

Mode Raw Burst ini memungkinkan saya untuk mengambil foto RAW 18 megapiksel dengan kecepatan tinggi, lengkap dengan informasi waktu dan suara.

Mode ini juga memiliki fitur pre-shooting, yang bisa menyimpan beberapa frame sebelum saya menekan rana, sehingga saya tidak akan kehilangan momen penting.

Video

Ini adalah salah satu poin yang paling saya tunggu-tunggu dari EOS M6 Mark II: kemampuannya untuk merekam video 4K.

Tidak seperti EOS M6 yang hanya bisa merekam video full HD, EOS M6 Mark II bisa merekam video 4K dengan resolusi 3840 x 2160 piksel dan kecepatan 30 atau 25 fps.

Yang lebih baik lagi, video 4K ini tidak mengalami crop atau pemotongan, sehingga saya bisa mendapatkan sudut pandang yang lebih lebar dan sesuai dengan lensa yang saya gunakan.

Video 4K dari EOS M6 Mark II juga sangat detail dan jernih, karena diambil dari data 8,3 megapiksel tanpa interpolasi.

Saya juga bisa menggunakan fitur Dual Pixel CMOS AF saat merekam video 4K, yang membuat fokus tetap halus dan akurat, serta bisa mengikuti mata subjek.

Sayangnya, EOS M6 Mark II tidak bisa merekam video 4K dengan kecepatan 24 fps, yang biasanya disukai oleh pembuat film. Canon berjanji akan menambahkan fitur ini melalui firmware update di tahun 2020.

Selain video 4K, EOS M6 Mark II juga bisa merekam video full HD dengan kecepatan 120, 100, 60, 50, 30, 25, atau 24 fps.

Video full HD ini bisa saya gunakan untuk membuat efek slow motion, yang terlihat sangat mulus dan dramatis.

Kamera ini juga memiliki fitur video time-lapse, yang bisa membuat video 4K atau full HD dari rangkaian foto yang diambil dalam interval tertentu.

Untuk kualitas suara, EOS M6 Mark II memiliki mikrofon internal stereo, yang bisa saya atur levelnya secara manual.

Kamera ini juga memiliki input mikrofon 3,5 mm, yang memungkinkan saya untuk menggunakan mikrofon eksternal untuk mendapatkan suara yang lebih baik.

Sayangnya, kamera ini tidak memiliki output headphone, sehingga saya tidak bisa memantau suara secara langsung.

Kesimpulan

EOS M6 Mark II adalah kamera mirrorless yang mengagumkan, yang menawarkan spesifikasi dan fitur yang mengesankan dalam ukuran yang kompak.

Saya sangat puas dengan kualitas gambar dan video yang dihasilkan oleh kamera ini, terutama dengan resolusi 32,5 megapiksel dan video 4K tanpa crop.

Saya juga menikmati pengalaman memotret dengan kamera ini, berkat autofokus yang cepat dan akurat, kecepatan yang tinggi, dan ergonomi yang nyaman.

Tentu saja, kamera ini tidak sempurna, dan ada beberapa hal yang bisa ditingkatkan. Misalnya, layar yang bisa diputar ke samping, stabilisasi gambar di bodi, video 4K 24 fps, dan output headphone.

Selain itu, Canon juga perlu mengembangkan lebih banyak lensa EF-M yang berkualitas, untuk mendukung kamera ini. Namun, meski demikian, EOS M6 Mark II tetap menjadi pilihan yang sangat baik bagi mereka yang mencari kamera mirrorless dengan kualitas tinggi dan ukuran ringkas.

Saya sangat merekomendasikan EOS M6 Mark II untuk fotografer amatir atau profesional yang membutuhkan kamera cadangan yang ringan dan mudah dibawa, atau untuk vlogger dan pembuat konten yang membutuhkan kamera video 4K yang kompak dan serbaguna.

Dengan harga yang cukup terjangkau, EOS M6 Mark II menawarkan nilai yang sangat baik untuk uang Anda.

Jadi, itulah review saya tentang Canon EOS M6 Mark II. Saya harap review ini bisa membantu Anda dalam memilih kamera yang tepat. Jika Anda memiliki pertanyaan atau komentar, jangan ragu untuk meninggalkannya di bawah ini. Terima kasih sudah membaca, dan selamat memotret! 📸

Catatan: Review ini berdasarkan pengalaman pribadi saya dan mungkin berbeda dengan pengalaman orang lain. Selalu coba kamera sebelum membeli untuk memastikan bahwa itu sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda.

TAGGED:
Share This Article